Lintas Tobelo

Foto saya
Tobelo, Maluku Utara, Indonesia
Lintas Tobelo merupakan Blog khusus dengan berita-berita seputar Tobelo. Lintas Tobelo : Dengan para penulis berita yaitu gabungan dari teman-teman wartawan yang ada dan bertugas di Tobelo. Lintas Tobelo adalah khusus untuk berita-berita seputar Tobelo yang pada akhirnya dapat di akses secara on line. Wartawan Lintas Tobelo : 1. Max 2. Jefry 3. Deddy 4. Yeyen 5. Agung 6. Ical 7. Fahrul 8. Amir 9. Ferdy 10.Matox 11.Fantri

Sabtu, Mei 28, 2011


Sering Didata Bantuan Tak Kunjung Tiba

LINTAS TOBELO

 Warga nelayan yang tinggal disekitar lokasi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) mengeluhkan sikap staf Dinas Keluatan dan Perikanan yang sering melakukan pendataan untuk memberikan bantuan alat tangkap. Tapi anehnya setiap ada pendataan seperangkat alat tangkap tidak kunjung diberikan hingga saat ini.

Kondisi itu juga dialami kelompok nelayan Ato Hema yang dipimpin Gasbar Silange. Ato Hema kepada Radar Halmahera mengatakan, para nelayan yang mendiami lokasi TPI sering didata oleh Dinas Kelautan dan Perikanan baik itu dari Kabupaten Halut maupun dari Provinsi untuk diberikan bantuan seperangkat alat tangap.

Seperangkat alat tangkap yang dijanjikan itu berupa perahu yang terbuat dari fiber, pelampung dan jaring. Anehnya setelah 2 kali pembagian seperangkat alat tangkap itu sebagian besar para nelayan yang tinggal dilokasi itu tidak diberikan. 

Bahkan ada beberapa peket alat tangkap yang diberikan kepada orang yang bukan ahlinya yang berprofesi sebagai petani. Hingga mesin fiber dan perangkat alat tangkap lainnya dijual kembali kepada nelayan yang tinggal di lokasi TPI. “Kita selalu didata tapi tiba pembagian bantuan tidak ada satu orang pun nelayan kita yang mendapat kan bantuan itu. Bahkan diberikan kepada orang yang bukan ahlinya hingga paket itu dipisah-pisahkan dan dijual kembali,” ungkap Gasbar yang ditemui Selasa kemarin. 

Menurut dia, saat diatanya kenapa bantuan itu tidak didapat pihaknya para petugas malah mengatakan kalau mereka bukan penduduk asli karena pendatang dari Sangehe salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Selawesi Utara.

Padahal menurut dia, saat momen-momen politik pihaknya selalu dilibatkan. Anehnya saat realisasi pemberian bantuan pihak perikanan selalu beralasan bukan penduduk asli dan tidak layakl mendapatkan bantua.
“Saat momen politik kita dilibatkan dan pada saat kepentingan masyarakat selalu tidak direalisasikan dengan alasan bukan penduduk asli,” ujar dia seraya menunjukan baju salah satu figur yang bertarung dalam Pemilukada Halut kemarin.

Dia mengaku, dengan kondisi itu membuat masyarakat nelayan trauma saat melihat ada kelompok orang yang datang di daerahnya. Hingga warga sering berteriak dengan nada sindir kalau dating untuk mendata apa lagi. Gasbar juga berharap supaya pihak Kelautan dan Perikanan baik dari Kabupaten Halut maupun Provinsi untuk bertindak adil dalam memberikan bantuan. Karena masyarakat nelayan yang ada tinggal dilokasi TPI sangat butuh sentuhan bantuan alat tangkap. “Kita berharap supaya adil dalam memberikan batuan karena hsil tangkapan para nelayan tidak dijual keluar tapi masuk di pasar Halut,” ujar dia seraya meminta diperhatikan.(A3)

Tidak ada komentar: