Lintas Tobelo

Foto saya
Tobelo, Maluku Utara, Indonesia
Lintas Tobelo merupakan Blog khusus dengan berita-berita seputar Tobelo. Lintas Tobelo : Dengan para penulis berita yaitu gabungan dari teman-teman wartawan yang ada dan bertugas di Tobelo. Lintas Tobelo adalah khusus untuk berita-berita seputar Tobelo yang pada akhirnya dapat di akses secara on line. Wartawan Lintas Tobelo : 1. Max 2. Jefry 3. Deddy 4. Yeyen 5. Agung 6. Ical 7. Fahrul 8. Amir 9. Ferdy 10.Matox 11.Fantri

Selasa, Mei 10, 2011

MOROTAI



PENINGGALAN PERANG DUNIA KE –II,
BUKTI  SEJARAH UNTUK MOROTAI


  Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah, mungkin kalimat ini yang seharusnya selalu melekat di setiap kita sebagai penerus bangsa. Namun pada kenyataan tidak seperti yang diharapkan kakek buyut kita pada masa perjuangannya dulu. Padahal jika dibandingkan dengan perjuangan mereka dulu, tentu tak seberat dengan tugas yang mereka titipkan kepada kita untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai sejarah. Namun pada kenyataannya, masih banyak di antara kita yang belum menyadari akan pentingnya benda-benda bersejarah. 

  Hampir semua daerah di Negara kita memiliki nilai sejarah yang besar, tapi semua itu akan sirna jika semua benda-benda bersejarah tidak lagi dimiliki. Untuk kabupaten pulau Morotai, hal ini nyaris terjadi. Ketenaran Morotai tidak hanya sebatas Indonesia yang tau, di luar Negeri bahkan Dunia pun tau akan kekayaan sejarahnya pada masa perang dunia ke –II. Dengan banyaknya peninggalan di masa PD II, jadikan Morotai sebagai posisi geopolitik yang strategis. 

Karena dunia tau seperti yang tercatatat dalam sejarah, pada masa itu (1942) ketika mendapat tekanan mundur oleh tentara Jepang dari Filipina hingga terpaksa harus  menyingkir ke Australia, Panglima Divisi VII AS Jenderal Douglas MacArthur yang terkenal dengan taktik perangnya yaitu seperti katak melompat, dia akhirnya merebut kembali wilayah yang pernah direnggut Jepang itu. Tidak hanya itu dari Morotai, Mac. Arthur merebut Filipina dan kemudian menembus jantung pertahanan Jepang di Iwojima dan Okinawa. Dengan demekian janjinya di tepati “I shall return” karena memang Morotai adalah bagian dari janjinya.

Sedikit melakukan review dari sejarah yang terjadi pada masa dulu, agar kita menyadari bahwa Morotai sungguh kaya dengan sejarahnya. Namun dengan apakah semua itu dapat dibuktikan, tentu dengan peninggalan benda-benda perang dunia ke –II. Menjadi pertanyaan, apakah kita yang hidup pada masa ini, mampu membuktikan bahwa Morotai memang kaya akan nilai sejarahnya ataukah Morotai hanya tinggal ceritanya saja. 

Semua ini akan terjadi jika tidak ada kepudulian kita untuk menjaganya. Apalagi saat ini maraknya orang untuk berburu besi tua, karena memang sudah menjadi dagangan bisnis banyak orang bahkan orang-orang yang berasal dari luar daerah.  Akibatnya, saat ini peninggalan benda-benda bersejarah yang ada di Morotai nyaris tak bersisa lagi. Seperti bekas-bekas kapal perang, mobil jeep, mobil panzer  senjata, tiang-tiang dermaga, dan benda-benda lainnya dijadikan obyek penjarahan untuk pedagang besi tua. 

Sebagai masyarakat yang cinta akan sejarah, Eko (Nama disamarkan) seorang pemuda warga desa Pandangan kecamatan Morotai berharap agar pemerintah setempat sesegera mungkin mendirikan sebuah museum, agar semua benda-benda bersejarah dapat dipajang dan ditunjukan kepada dunia bahwa benar Morotai mempunyai bukti sejarah yang nyata serta punya potensi dan khas tersendiri. Selebihnya dalam hal pegawasan, kepada pemerintah setempat dia berharap agar lebih serius lagi mengawasi dari orang-orang yang seenaknya saja mengambil benda-benda bersejarah untuk tidak diperdagangkan baik  secara kiloan atau secara utuh. Sehingga benda-benda bersejarah ini dapat dijadikan sebagai wisata sejarah, seperti sisa-sisa kapal perang atau pesawat yang tenggelam di dasar laut yang mungkin dapat dijadikan sebagai obyek menyelam.”Pintanya” (A1)



Tidak ada komentar: