Dengan adanya Balai Benih Ikan (BBI) di desa Kusuri ini, ke depan dipastikan dapat membudidayakan pendapatan ikan. Dan jika diamati selama ini, ternyata untuk komoditas ikan air tawar di Halmahera Utara rata-rata masih memakai bibit yang tergolong kerdil. hal ini di benarkan Kepala Dinas Perikanan, Paulus Noya.
Menurut Paulus, untuk peningkatan pendapatan pembudidayaan ikan sebaiknya tidak memakai bibit ikan yang kerdil. Karena pembudidayaan ikan dengan menggunakan bibit kerdil jelas sangat lambat masa panennya, bahkan kadang-kadang memakan waktu sampai 8 bulan baru bisa dinikmati hasilnya.
Lebih lanjut Paulus mengatakan, setelah dua minggu kemarin malakukan pembenahan personil dan pengaturan tata letak guna air, maka saat ini pihaknya sudah memulai dengan 1 paket induk ikan mas dan 1 paket induk ikan nila. Dimana jumlah induk ikan dalam 1 paket sebanyak 400 ekor. Dan secara keseluruhan untuk balai benih ikan tawar di desa Kusuri, di rencanakan sebanyak 5 paket. Dari 5 paket ini diantaranya, ikan mas, ikan nila, lobster air tawar, patin dan ikan gorame. Dari semua jenis benih ikan ini fenotifnya rata-rata F3, maka dalam waktu 3 bulan kedepan ikan tersebut sudah bisa bereproduksi dan untuk ukuran konsumsi sendiri beratnya sudah mencapai 200 s/d 300 gram” ucapnya”
Selebihnya Paulus mengatakan, jika dibandingkan dari segi biaya operasional maka sangat jelas balai benih ikan biaya operasionalnya lebih kecil ke timbang yang ada di daerah Galela atau daerah lainnya. Tentu ini diharapkan supaya tidak ada lagi pembelian benih ikan kerdil. Karena jika diperhitungkan dari segi waktu dan anggaran sudah sangat jelas merugikan. Untuk itu, ke depan pembudidayaan semua jenis ikan tawar, baik yang ada di Galela, maupun yang ada di Tobelo Selatan , Timur dan Barat semuanya akan di pusatkan di Desa Kusuri.”jelasnya”
Di samping itu, balai benih ikan ini juga bersasaran agar ke depan Halmahera Utara khususnya di desa Kusuri dapat menjadi kota ekspor untuk jenis ikan air tawar. Pungkasnya (A4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar