HARGA MATI,
UNTUK KABUPATEN KAO RAYA
Lintas Tobelo, Rabu 26 Januari 2011
Setelah deklarasi pemekaran Galela – Loloda 12 Januari kemarin di lapangan Sokanora, kini giliran Kao - Malifut untuk memekarkan diri menjadi daerah otonom yaitu Kao Raya.
Niat dan tekad masyarakat untuk memekarkan daerahnya menjadi kabupaten Kao Raya, terlihat sudah bulat. Ini terbukti dengan kedatangan ribuan masyarakat yang memadati lapangan kecamatan Kao induk (Rabu, 26/01). Kedatangan masyarakat dari 5 kecamatan ini, yaitu untuk menyaksikan jalannya deklarasi pemekaran Kao Raya.
Selain sebagai Tokoh Masyarakat juga sebagai tim pelaksana pemekaran, Yesaya singa, pada saat penyampaian orasi juga menegaskan bahwa deklarasi pemekaran dari 2 wilayah ini yakni Kao dan Malifut untuk menjadi kabupaten otonom yakni Kabupaten Kao Raya merupakan harga mati bagi masyarakat Kao dan Malifut yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. “tegasnya”
Seusai pembacaan deklarasi oleh empat sangaji dan penyampaian orasi politik oleh Yesaya Singa. naskah deklarasi yang sudah di serahkan ke Bupati dan Ketua DPRD Halmahera Utara di harapkan untuk dapat di tindak lanjuti. Dari Empat sangaji ini merupakan perwakilan dari 5 kecamatan di antaranya : kecamatan Kao Utara, Kao, Kao Teluk, Malifut dan Kao Barat.
Ketua DPRD Halmahera Utara, Samsul Bahri Umar, mengatakan dalam waktu dekat DPRD Halut akan segera menindaklanjuti pemekaran Kao Raya lewat paripurna DPRD.
Sementara itu, Bupati Halmahera Utara Ir. Hein Namotemo Msp pada kesempatan itu juga meminta agar DPRD Halut untuk segera melakukan paripurna. Hal ini disampaikannya, karena sebagai bupati, Hein juga sangat mendukung rekomendasi pemekaran 2 Kabupaten dan 1 Kota Madya.
Disamping itu, pemekaran Kao Raya untuk menjadi kabupaten baru, tidak hanya untuk memperpendek rantang kendali, namun juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dua wilayah yakni Kao dan Malifut. “Ungkap Ketua Tim pelaksana pemekaran, Jhon Djinimangale”.
Selebihnya pada wartawan media ini, Jhon juga mengungkapkan “hampir sebagian besar anak-anak kami tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan oleh satu factor yaitu lemahnya ekonomi masyarakat. Sehingga dengan termekarnya Kao Raya ini, semua SDA Wisata dan Pertambangan yakni emas maupun batu bara, serta besarnya luas lahan yang masih kosong yang akan di fungsikan dan diolah secara langsung oleh daerah Kao Raya, diharapkan kesejahteraan masyarakat dapat meningkat agar biaya-biaya pendidikan untuk anak, bahkan biaya kesehatan untuk keluarga dapat di jangkau oleh mereka”. Ucapnya
Acara deklarasi ini juga di hiasi oleh tari-tarian adat yakni tarian soya-soya dan kapata. Dari ke dua jenis tarian ini dibawakan langsung oleh 70 siswa-siswi SMP. Selain itu acara deklarasi ini juga turut di semarakan lewat penampilan dua kembar asal Sulawesi Utara. Pada saat penampilan awal, dua kembar membawakan sebuah lagu yang bertema khusus untuk Kabupaten Kao Raya.